Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Friday, 16 April 2010

Menjadi Auditor Sistem Informasi

Mengikuti workshop "Auditor Sistem Informasi (CISA)" di hari Minggu...

mestinya.. pagi ini.. waktunya bercengkerama.. waktunya bercanda..
bersama jagoan kecilku dan putri cantikku.. 
dua permata hati kami..
mestinya.. bisa seharian kuhabiskan waktu liburku.. 
mendengar celoteh riang dan gelak tawanya.. 
melihat tingkahnya yang lucu.. yang menggemaskan.. 
yang cerdas.. yang kadang merepotkan..
anakku sayang.. maafkan Bapak, ya.. 
tidak bisa menemani bermain di hari libur ini.. 
ada tugas mengikuti workshop.. 
demi untukmu juga.. anakku...

Catatan saat mengikuti workshop :

Topik workshop : "Auditor Sistem Informasi (CISA)"

Waktu / Tanggal Pelaksanaan : Minggu, 11 April 2010

Tempat / Lokasi Pelaksanaan : 
Ruang Pelatihan Internet Speedy
Broadband Learning Center
Jl. Mergoyoso 1-3 Surabaya

Kalau mendengar kata Auditor yang melintas di benak kita pasti mengarah ke Auditor Keuangan, atau pemeriksaan terhadap transaksi keuangan di dalam suatu instansi atau perusahaan.

Dalam dunia audit ada jenis audit yang tidak kalah pentingnya, yaitu Audit Sistem Informasi atau Audit Teknologi Informasi (IT Audit).
Audit TI / Audit SI diperlukan agar sebuah lembaga/instansi mempunyai tata kelola yang baik terhadap pemanfaatan Sistem Informasi.

Banyak sekali manfaat dari workshop ini, ternyata teknologi Sistem Informasi membutuhkan penanganan yang sangat serius.. jangan ala kadarnya. Misalnya Sistem Informasi dilihat dari sistem keamanan jaringannya yang mencapai 30%, harus di audit.

Standard Audit Sistem Informasi secara internasional merujuk ke ISACA dengan mendapatkan sertifikasi CISA. Untuk mendapatkan sertifikat CISA memang tidak mudah, diceritakan oleh pengajar bahwa dalam menjawab soal dibutuhkan kejelian, ketenangan dan menguasai medan.

Diharapkan setelah mengikuti materi workshop, akan diperoleh keahlian berupa :
  1. Mampu melakukan audit internal pada sistem informasi perusahaan
  2. Mengetahui kriteria dan standard internasional untuk keamanan, kenyamanan dan manajemen sistem  informasi perusahaan
  3. Mampu membuat checklist untuk pemeriksaan sistem informasi perusahaan
  4. Mampu melakukan checking, apakah sistem dan teknologi informasi yang digunakan telah sesuai dengan tujuan bisnis perusahaan
  5. Mempunyai sense sebagai seorang Auditor Sistem Informasi.

Di Indonesia sendiri Standar Audit Sistem Informasi bisa dilihat di http://www.iasii.or.id/

(Fadjar ER)

Thursday, 25 February 2010

Pengembangan Website Perguruan Tinggi Standar Webometrics

Berada di Bandung lagi.., berada dalam pelukan bumi parahyangan yang sejuk dan asri..

Tapiii.., kali ini dalam rangka mengikuti Workshop yang diadakan oleh ITB.

Berikut laporannya :

Topik Seminar : Workshop Pengembangan Website Standar Webometrics

Waktu/Tanggal Pelaksanaan : February 23 - 25, 2010


Tempat/Lokasi Pelaksanaan : 
 ComLabs ITB
 Training Center
 Jalan Ganesha No.10
 Bandung, 40132, Indonesia
 
Penilaian yang dilakukan Webometrics bertujuan untuk mempromosikan website sebagai media publikasi, bukan untuk meranking institusi itu sendiri. Hal itu disampaikan oleh Beni Rio Hermanto, MBA dari ITB Webmaster Team.

Website tidak hanya dapat memfasilitasi kegiatan pendidikan secara formal namun juga komunikasi informal dalam kegiatan pendidikan.

Ranking juga tidak hanya difokuskan pada hasil penelitian namun indikator lain yang mungkin dapat mencerminkan lebih baik kualitas global kegiatan pendidikan dan penelitian di seluruh dunia.

Indikator Penilaian yang dilakukan Webometrics meliputi:
  1. Size(S), Jumlah page yang dapat diambil oleh empat mesin pencari yaitu Google, Yahoo, Live Search dan exalead. Bobot penilaian 20%.
  2. Visibility(V), Banyaknya situs yang menyediakan link ke situs Institusi, yang terkandung di Yahoo, Live Search dan Exalead. Bobot penilaian 50%.
  3. Rich Files(R), Format file yang dipilih.
  4. Scholar(Sc), Mengacu pada data Google Scholar. Bobot penilaian 15%. Menurut Beni, Scholar ini dilakukan apabila user atau para peneliti di institusi itu mampu berkomunikasi atau berhubungan dengan publisher-publisher dunia sehingga Google Scholar dengan algoritmanya mampu mereview hasil karya para peneliti tersebut melalui publisher-publisher terkenal itu.

Pembicara lain yaitu Arief Bahtiar, ST., MT. Kepala Comlabs USDI ITB, menerangkan mengenai Perkembangan Website Institusi Akademik.

Menurut Arief Bahtiar, untuk membangun website Perguruan Tinggi harus mempunyai feel untuk kebutuhan institusi agar situs tidak menjadi arca atau pajangan saja, jadi institusi harus memikirkan tentang anggaran dan team yang mempunyai komitmen.


Peserta yang datang dari seluruh penjuru tanah air.. tampak tekun dan antusias menyimak materi workshop


Arief Bahtiar berpendapat, website Perguruan Tinggi seharusnya:
  • Mempunyai keunikan/differensiasi.
  • Aksesibilitas/visibilitas, jadikan akses ke situs web bebas hambatan dan harus terpelihara.
  • Portabilitas/Mobilitas, harus compatibilitas dengan berbagai browser seperti firefox, IE, safari, mobile phone, opera, chrome. Harus browser friendly dan gadget friendly.
  • Situs utama dengan situs di fakultas dan unit harus seragam agar penanganannya mudah, kalau administrator webnya resign bisa ditangani dengan mudah.
  • Representasi Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.
  • Sebaiknya situs fakultas/prodi di rangking secara lokal oleh institusi itu sendiri.
  • Situs pebelajaran dan E-learning.
  • Perpustakaan dan Digital Library dengan Rich Files yang terbuka. 
Berikut daftar ranking Webometric untuk perguruan tinggi di Indonesia : http://www.webometrics.info/rank_by_country.asp?country=id
    (Fadjar ER)

    Tuesday, 16 February 2010

    RENUNGAN PERNIKAHAN (Menggapai Keluarga Sakinah)


    Meniti perjalanan pernikahan kami .....

    Berjuang.. saling menjaga hati.. saling mendo'akan..
    saling memahami.. menyelaraskan dua hati..
    saling menjaga amanah..
    dengan rasa ikhlas.. tanpa suatu syarat..
    karena inti dari cinta dan kasih sayang.. adalah.. 'MEMBERI'..

    Terus menggenggam erat cinta mulia & cinta fitrah..
    Cinta mulia adalah cinta yang paling tinggi.. 
    cinta kepada Allah SWT. dan Rasulullah Muhammad SAW.
    serta jihad di jalan-Nya..

    Cinta fitrah adalah cinta yang dikaruniakan Allah SWT. 
    kepada manusia..,
    agar saling mengasihi, menyayangi sesamanya dan
    saling membantu antara satu dengan yang lainnya..

    Jika hati merasakan adanya cinta dan kasih sayang..
    kehidupan dan waktu yang kita jalani.. 
    akan terasa lebih indah.. lebih berarti.. 
    penuh warna.. sarat makna..

    Ya Allah.. Yang Maha Rahman dan Maha Rahim.. 
    Semoga.. keluarga sakinah mawaddah warahmah.. 
    selalu terjaga.. selalu dalam tuntunan dan lindunganMu.. 
    kini.. esok.. dan selamanya..
     
    Aamiin.. Aamiin.. Aamiin Ya Robbal Alamiin..

    Keluarga tercinta.. Bapak, Ibu, Hanif & Laili
    Ananda Hanif bersembunyi di balik punggung Bapak.. Ciluk.. Baa..!!


    Sebuah syair renungan bagi Suami : 

    Pernikahan atau perkawinan,
    Menyingkap tabir rahasia,
    Istri yang kamu nikahi, 
    Tidaklah semulia Khadijah,
    Tidaklah setaqwa Aisyah,
    Pun tidak setabah Fatimah,
    Apalagi secantik Zulaikha,
    Justru Istrimu hanyalah wanita akhir zaman,
    Yang punya cita-cita,
    Menjadi Sholehah...


    Pernikahan atau perkawinan, 
    Mengajar kita kewajiban bersama,
    Istri menjadi tanah, Kamu langit penaungnya,
    Istri ladang tanaman, Kamu pemagarnya,
    Istri kiasan ternakan, Kamu gembalanya,
    Istri adalah murid, Kamu mursyid (pembimbing)-nya,
    Istri bagaikan anak kecil, Kamu tempat bermanjanya,
    Saat Istri menjadi madu, Kamu teguklah sepuasnya,
    Seketika Istri menjadi racun, Kamulah penawar bisanya,
    Seandainya Istri tulang yang bengkok, berhati-hatilah meluruskannya


    Pernikahan atau perkawinan,
    Menginsyafkan kita perlunya iman dan taqwa,
    Untuk belajar meniti sabar dan ridho Allah SWT.
    Karena memiliki istri yang tak sehebat mana,
    Justru...
    Kamu akan tersentak dari alpa,
    Kamu bukanlah Muhammad Rasulullah,
    Pun bukan pula Sayyidna Ali Karamallahhuwajah,
    Cuma suami akhir zaman,
    Yang berusaha menjadi sholeh..
    Amiin..



    Sebuah Syair Renungan bagi Istri :

    Pernikahan atau perkawinan,
    Membuka tabir rahasia,
    Suami yang menikahi kamu,
    Tidaklah semulia Muhammad saw,
    Tidaklah setaqwa Ibrahim as,
    Pun tidak setabah Ayub as,
    Ataupun segagah Musa as,
    Apalagi setampan Yusuf as,
    Justru suamimu hanyalah pria akhir zaman,
    Yang punya cita-cita,
    Membangun keturunan yang Sholeh...


    Pernikahan atau perkawinan,
    Mengajar kita kewajiban bersama,
    Suami menjadi pelindung, Kamu penghuninya,
    Suami adalah nahkoda kapal, Kamu navigatornya,
    Suami bagaikan balita yang nakal, Kamulah penuntun kenakalannya,
    Saat Suami menjadi raja, Kamu nikmati anggur singgasananya,
    Seketika Suami menjadi bisa, Kamulah penawar obatnya,
    Seandainya Suami masinis yang lancang, Sabarlah memperingatkannya,


    Pernikahan atau perkawinan,
    Mengajarkan kita perlunya iman dan taqwa,
    Untuk belajar meniti sabar dan ridho Allah SWT.
    Karena memiliki suami yang tak segagah mana,
    Justru...
    Kamu akan tersentak dari alpa,
    Kamu bukanlah Khadijah, yang begitu sempurna di dalam menjaga,
    Pun bukan pula Hajar, yang begitu setia dalam sengsara,
    Cuma wanita akhir zaman,
    Yang berusaha menjadi sholehah..
    Amiin..


    Sumber Syair Renungan Pernikahan : dari milist Islam yang kami ikuti.


    Semoga bermanfaat dan bisa diambil hikmahnya...

    Thursday, 22 October 2009

    Wisata Religi di Daarut Tauhiid Bandung

    Saat Bapak Penghulu mengakhiri pembacaan do'a buat mempelai pengantin, 
    serentak yang hadir mengucap "Aamiin Yaa Robbal 'Alamiin ..." 
    dengan penuh rasa syukur. Aura kebahagiaan dan rasa haru 
    memenuhi tempat berlangsungnya prosesi akad nikah dik Hari dan dik Sholihah.


    Yaa.., kali ini keluarga besar Kediri dan Surabaya berada di Bandung dalam rangka pernikahan adik. Dik Hari menyunting mojang priangan yang cantik dan sholeha.

    Acara resepsi pernikahan berlangsung meriah dan penuh keakraban. Kami merasa menikmati wisata Budaya yang berpadu dengan wisata Kuliner.

    ...Menikmati dialog bahasa Sunda yang terdengar asing, aneh..
    namun indah bagi telinga Jawa kami.
    Menikmati alunan lagu-lagu Sunda, menikmati denting kecapi.. 
    dan suara seruling.. yang melankolis dan syahdu.
    Menikmati sop buah yang segar, siomay, mie kocok
    dan makanan khas Bandung lainnya yang sedap dan lezat...

    Selamat berbahagia buat dik Hari dan dik Sholihah. 
    Semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah. 
    Aamiin Yaa Robbal 'Alamiin ...

    Acara selanjutnya... sudah pasti...!!! Keliling Bandung yang permai, menikmati keelokan alam Parahyangan.

    Jalan-jalan keliling Bandung

    Pagi ini, udara terasa sejuk. Mendung masih menyelimuti bumi Parahyangan. Sisa-sisa hujan semalam masih tampak membasahi jalanan. Angin berhembus pelan, melepaskan aroma tanah basah.

    Rombongan kel. Kediri dan Surabaya sudah berkumpul di pelataran rumah kel. dik I'at, siap untuk jalan-jalan keliling Bandung.

    Kami sempat bingung menentukan tujuan wisata. Ada ratusan tempat menarik di Bandung. Wisata belanja, wisata alam, wisata petualang, wisata nostalgia atau wisata religi. Liburan kami di Bandung, tinggal hari ini saja, setelah 2 hari disibukkan dengan acara pernikahan.

    Akhirnya kami setuju dengan usul dik Hari. Tujuan pertama pagi ini : wisata religi di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid.

    Wisata religi di Daarut Tauhiid

    Pondok Pesantren Daarut Tauhiid berada di kawasan Bandung Utara, tepatnya di Jl. Gegerkalong Girang. Bangunan kompleks pondok pesantren tampak menyatu dengan perumahan penduduk. Di area pondok pesantren yang luasnya sekitar tiga hektare, berdiri bangunan masjid, gedung serbaguna, mini market, cottage, kafetaria dan gedung perkantoran.

    Saat kami tiba di kompleks pondok pesantren Daarut Tauhiid, suasana sudah ramai dengan kegiatan para santri dan wisatawan yang datang berkunjung.

    Alhamdulillah, pagi ini pimpinan pondok pesantren yang kharismatik, KH. Abdullah Gymnastiar, sedang memberikan kajian di masjid Daarut Tauhiid. Banyak sekali jamaah yang mengikuti kajian, sehingga masjid kelihatan penuh.

    Ibunda, dik I'at dan dik Hasan segera berinisiatif mengikuti kajian, masuk ke dalam masjid dan berbaur dengan para jamaah lainnya. Kami cukup puas menyimak kajian A'a Gym yang ditayangkan lewat layar televisi sambil menemani para jagoan kecil. Ada beberapa TV yang dipasang di luar masjid dan menyiarkan kajian A'a Gym secara langsung. Kami menyimak lewat TV yang dipasang di samping mini market.

    Hanya sebentar dik Hasan berada di dalam masjid. Kami jadi heran, berpandangan penuh tanda tanya, ada apa ini...???!! 
    "Waahh...!! Aku ngga pe-de di dalam masjid. Semua jamaah pakai baju koko putih dan kopiah putih. Semua serba putih. Aku sendiri yang pakai baju berwarna. Sungkan aku rasanya...," ujar dik Hasan sambil tertawa.  
    "Yang penting niatnya, dik...," komentar mbak Etik.
    Dik Hasan hanya menggeleng sambil tertawa ,"Lihat disini saja, lewat TV..."

    Bertamu ke kediaman A'a Gym

    Cukup lama juga kami menemani para jagoan kecil bermain-main di depan mini market. Saat mereka tampak bosan, dik Hari segera mengajak jalan-jalan lagi.
    "Ayo nunggu di rumah A'a Gym saja... Ibu sama neng I'at biar nyusul kesana.. ," ajak dik Hari.
    Usul dik Hari langsung disambut koor, " Setujuuu...!!!"

    Rombongan kecil segera beranjak, berjalan beriringan untuk pindah lokasi. Rumah A'a Gym berada di ujung sebuah gang di kompleks Pondok Pesantren. Jaraknya tidak terlalu jauh dari Masjid Daarut Tauhiid.


    Rumah A'a Gym terlihat asri, teduh dan nyaman. Halaman depan kelihatan luas beralas rumput yang terpotong rapi. Teras panggung yang dilapisi karpet hijau tua seakan menyambut hangat para tamu yang datang berkunjung. Setelah mengucap "Assalamu'alaikum..." , kami langsung duduk di teras, beristirahat, melepas lelah.

     
    Dari teras panggung, kami bisa menikmati indahnya taman, yang dipenuhi aneka tanaman hias. Pada dinding taman dipahatkan relief untuk mengalirkan air terjun buatan. Air terjun yang mengalir jernih, mengisi kolam ikan di bawahnya. Suara gemericik air terjun dan semilir angin yang berhembus sejuk makin menambah keasrian rumah A'a Gym. Rumah bergaya pedesaan yang menyatu dengan alam sekitarnya. Hmmm.. rumah yang indah, sejuk, teduh dan damai.

    Saat kami santai istirahat di teras, para jagoan kecil asyik berlarian dan bercanda dengan ikan-ikan di kolam.


    Ibunda dan dik I'at sudah bergabung lagi dengan rombongan. Aku menyambut Ibu dengan gembira.  
    "Wah.., syukurlah.. sebentar lagi A'a Gym akan pulang..."  
    "Kelihatannya masih lama, Mbak Nik. Waktu I'at sama Ibu keluar, masih sesi tanya jawab," jawab dik I'at sambil melangkah duduk di teras.

    Cukup lama kami menunggu, namun A'a Gym belum juga kembali dari masjid. Kami pengin sekali bisa berfoto bersama A'a Gym dan Teh Ninih di serambi depan rumahnya.

    Para jagoan kecil sudah merengek pengin pindah lokasi lagi.  
    " Ayo, Bu'... Jalan-jalan lagi," ajak Hanif sambil menggandeng tanganku.
    Akhirnya kami berpindah tempat. Kali ini kami silaturahmi ke kantor Yayasan Daarut Tauhiid yang berada tepat di depan rumah A'a Gym.

    Peristiwa 10 detik yang dramatis

    Para jagoan kecil kembali bermain dengan riang gembira di halaman kantor Yayasan Daarut Tauhiid. Aku dan mas Fadjar sibuk menjaga Hanif  yang bermain kejar-kejaran.

    Saat itulah terjadi peristiwa yang dramatis.
    -----
    A'a Gym dan Teh Ninih berjalan dengan tenang menuju ke rumahnya.
    -----
    "A'a Gym.....!!!!!" sontak dik Yayuk menjerit melihat sosok A'a Gym.
    -----
    A'a Gym yang mendengar suara dik Yayuk hanya tersenyum santun sambil melambaikan tangannya. Beliau dan Teh Ninih terus saja berjalan dengan tenang, masuk ke dalam rumah. Sepertinya beliau sudah lelah dan pengin segera beristirahat.
    Rombongan lainnya hanya sempat terpana dan tertegun melihat berlalunya A'a Gym bersama Teh Ninih.

    Jagalah hati jangan kau kotori
    Jagalah hati lentera hidup ini
    Jagalah hati jangan kau nodai
    Jagalah hati cahaya Ilahi
    ...
    ("Jagalah Hati" cipt. KH Abdullah Gymnastiar)

    Ke Pasar Baru memborong oleh-oleh

    Dari kompleks pondok pesantren Daarut Tauhiid, kami melanjutkan lagi tour de Bandung. Saat kami mengutarakan pengin membeli oleh-oleh khas Bandung, dik I'at segera mengajak ke Pasar Baru.

    Pasar Baru terletak di Jl. Otto Iskandardinata (Otista). Sekitar jam 11 siang kami sampai di Pasar Baru. Suasana terlihat ramai dan meriah. Tampak para pengunjung yang disibukkan kegiatan berbelanja dan lalu-lalang beragam jenis kendaraan. Mobil angkutan umum yang berhenti seenaknya di pinggir jalan semakin menambah kemacetan. Setelah berputar-putar sebentar, akhirnya kami mendapat tempat parkir yang nyaman.

    Di depan pintu gerbang Pasar Baru, rombongan terbagi dua. Para Ibu siap tempur buat cuci mata dan berbelanja, sedang para Bapak dengan sigap mengambil alih tugas menemani empat jagoan kecil.

    Sekarang Pasar Baru sudah menjelma menjadi kompleks pertokoaan yang modern. Terdiri dari 7 lantai dan tiap lantainya dihubungkan dengan eksalator.

    Melihat suasana Pasar Baru, mata kami terbuka lebar penuh kekaguman. Sangat beragam sekali varian produk yang dijual disini. Mulai dari pakaian wanita, pakaian pria, pakaian anak-anak, keperluan bayi dan segala aksesorisnya. Busana muslim, aneka model jilbab, kaos, jaket, textile dan bahan kebaya tampak memenuhi kios-kios dan butik di Pasar Baru.  
    Semuanya serba bagus, keren, indah dan banyak pilihan. Soal harga relatif murah dan ... masih bisa ditawar...!!!

    Hanya sampai lantai 4 saja, kami berkeliling mengeksplorasi Pasar Baru.
    Kaki sudah terasa pegaaaallll.... Kami turun lagi ke lantai dasar, ke tempat oleh-oleh khas Bandung.

    Segala jenis dodol, wajit, keripik oncom, keripik tempe, keripik kentang, aneka jenis kerupuk dan bermacam jajanan lainnya, tersedia lengkap disini.

    Penjual  menawarkan dagangannya dengan ramah. Kami boleh mencicipi dulu sebelum memutuskan membeli. Senangnyaaa...!! Melihat jajanan yang enak, legit, fresh dan harganya murah, kami sempat 'panik'. Rasanya pengin memborong semuanya.

    "Mbaak..., kok belinya banyak sekali.... Keluarga Bandung sudah menyiapkan oleh-oleh buat dibawa pulang," dik I'at berbisik pelan.
    Kami serempak menjawab ,"Tenang saja, dik... yang pesen oleh-oleh juga banyak. Buat tetangga dan teman-teman di kantor."

    Selesai berbelanja, kami kembali ke tempat parkir mobil. Para Bapak dan para jagoan kecil tampak segar dan berseri-seri. Waahh.. pasti ada sesuatu, nih...!!
    "Enak sekali, Bu'.. Tadi minum es cendol Elizabeth... Segeeerrr..!!!" lapor ananda Hanif.
    Pantas saja...!!!

    Study Tour ke ITB dan Masjid Salman

    Saat dik Hari bertanya pengin kemana lagi sehabis dari Pasar Baru, jawaban yang muncul beraneka ragam.

    [Dik Yayuk]       : "Tour belanja di FO, Distro...!!!"
    [Me]                  : "Cihampelas Walk... Ci Walk..!!!"
    [Adin & Naufal]  : "Ke tempat yang adem, Oom. Disini panas.. gerah.."
    [Ibunda]             : "Sudah waktunya Dhuhur. Cari masjid dulu, baru jalan-jalan lagi..."

    Dik Hari & dik I'at hanya geleng-geleng kepala mendengar silang pendapat dari anggota rombongan. Akhirnya Mbak Etik mengajukan usul : "Har..., jalan-jalan ke kampusmu saja. Ke ITB..!! Biar jadi motivasi Adin, biar tambah semangat belajarnya. Nanti kalo tamat SMA biar seperti Oom-nya... neruskan kuliah di ITB..."

    Dik Hari langsung sumringah mendengar usul mbak Etik. "Begini saja, ya... Ke Masjid Salman dulu buat shalat Dhuhur. Terus ke kantin Salman, makan siang prasmanan... baru jalan-jalan ke ITB... Gimana...???"

    Anggota rombongan saling berpandangan dan akhirnya..., "Akuurrr... setujuuu, Boss...!!!  Para jagoan kecil malah bertepuk tangan bahagia. Mama mia...!!!

    Menikmati suasana khusyu di Masjid Salman ITB

    Semilir angin bertiup lembut dan udara terasa sejuk, saat kami tiba di pelataran Masjid Salman. Masjid kebanggaan warga ITB. Lokasinya tepat berada di depan kampus ITB.

    Segera kami mengambil air wudlu dan melaksanakan shalat Dhuhur secara berjamaah. Empat jagoan kecil juga ikut shalat berjamaah secara tertib. Bahagianya melihat mereka... melihat wajah-wajah polos melantunkan gema takbir "Allahu Akbar...".

    Suasana masjid yang tenang, sunyi dan sejuk membuat mereka yang sedang shalat, berdo'a dan berdzikir kelihatan begitu khusyu dan damai. Wajah-wajah penuh keikhlasan tampak bermohon ridha, rahmat dan ampunan dari Sang Maha Kuasa.. Allah SWT. Aamiin..

    Makan siang di Kantin Salman ITB

    Selesai mengerjakan shalat wajib, kami beriringan menuju kantin Salman. Saat kami sampai disana, suasana tampak ramai dan penuh oleh mahasiswa yang sedang menikmati makan siang.

    Kantin Salman kelihatan bersih dan teratur. Menu yang tersedia sangat beragam, disajikan secara prasmanan.

    [ Dik Hari ]    : "Ayooo... monggo ... milih sendiri sesukanya. Pokoknya... kalo tertarik dengan lauknya, langsung ambil saja, taruh di piring. Harga disini.. harga mahasiswa.. murah-murah... Makanya, ga' usah sungkan-sungkan, yaaa... Ambil sepuasnya... pengin lauk banyak ga' masalah...  Kalo sudah selesai ambil makanan, terus dibawa ke kasir, ya. Tak tunggu disebelah kasir..."

    Begitu dapat aba-aba dari dik Hari, anggota rombongan segera bergerak. Ambil piring dan mengitari meja sajian untuk memilih lauk kesukaannya.

    "Wah, kesempatan buat wisata kuliner..," pikirku. Jadinya, aku mengambil lauk pauk yang jarang dijumpai di Jawa Timur. Ada lima macam lauk di atas piringku.
    Dik Yayuk melirik sekilas ke arah piringku dan berkomentar," Menu yang aneh... Menu tabrakan.. ga' ada serasinya blaass...!!"
    "Yang penting ga' penasaran lagi. Di Surabaya... jarang ada lauk seperti ini," jawabku sambil terus memilih-milih menu yang unik.

    Mas Fadjar, seperti biasanya.., pilih menu yang aman-aman saja. Ambil sayur sop, empal daging, perkedel kentang, telor mata sapi dan kerupuk ikan. Cool... kesannya.

    Setelah memenuhi piring dengan nasi dan lauk-pauk, rombongan berbaris dengan rapi menuju kasir. Dik Hari dengan senang hati dan sigap, membayar semuanya.

    Terima kasih.., dik Hari & dik I'at.. 
    Panjang umur.. sehat selalu .. banyak rezeki.. Aamiin...

    Menyusuri Taman Ganesha yang rindang

    Sebelum menuju kampus ITB, rombongan berjalan-jalan dulu menyusuri Taman Ganesha. Sebuah taman kota yang terletak di Jalan Ganesha, persis di depan kampus ITB, di sebelah Masjid Salman.
     
     

    Saat memasuki Taman Ganesha, udara yang sejuk menyegarkan terasa berhembus menyapa kami. Suasana taman begitu asri, teduh dan hijau. Banyak pepohonan besar, rimbun dan tinggi memenuhi sudut-sudut taman. Rindangnya beraneka pepohonan begitu meneduhkan di tengah panasnya cuaca Bandung.

    Taman Ganesha dilengkapi dengan bangku-bangku tempat duduk yang dapat digunakan untuk bersantai melepas lelah. Di tengah taman terdapat kolam air mancur. Sayang sekali, siang ini air mancurnya tidak memancar.

    Kami beristirahat sejenak di bangku taman, di bawah naungan pepohonan yang rimbun. Semilir angin masih setia berhembus sepoi-sepoi, sejuk dan menyegarkan.

    Suara kicau burung terdengar merdu bersahutan. Refleks... kami  menengadah ke atas. Beraneka ragam burung tampak beterbangan dengan lincahnya diantara dahan-dahan pohon besar. Pemandangan yang indah. Menyaksikan burung-burung liar hidup bebas di habitat aslinya.

    Jalan-jalan ke kampus ITB

    Dari Taman Ganesha, rombongan melangkahkan kaki menuju kampus ITB.
    Dik Hari bertugas sebagai pemandu wisata. Dengan gaya yang santai, dik Hari menjelaskan nama dan fungsi gedung-gedung yang berdiri megah di lingkungan kampus. Para jagoan kecil tampak bersemangat dan antusias mengikuti study tour 'menjelajahi' kampus ITB.


    Rombongan lainnya memilih untuk beristirahat melepas penat di anak tangga ITB Student Center.

    Cukup lama juga kami berada di kampus ITB. Tak terasa hari telah menjelang sore.
    Rombongan segera berkumpul untuk bersiap pulang ke Jawa Timur. Rombongan keluarga Kediri diantar ke pool PO Kramat Djati, sedang keluarga Surabaya diantar menuju Stasiun KA Bandung.

    Terima kasih buat keluarga besar Bandung, dik Hari & dik I'at. Terima kasih atas segala perhatian, ketulusan dan keramahan yang diberikan kepada kami selama berada di Bandung. Mohon maaf apabila ada perkataan atau perbuatan kami yang kurang berkenan. Semoga Allah SWT. senantisa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Aamiin.

    (Ernik S.)
    Photo by : dik Hari & dik Anton

    Friday, 11 September 2009

    KEDIRI : kota yang tenang.., tempat melepas lelah


    Kota Kediri yang tenang dan sejuk, tanah kelahiranku. Dari lahir hingga lulus SMA,
    tiap hari kuhirup udara segar Kediri dengan penuh rasa syukur.

    Hijrah ke Surabaya saat kuliah, bekerja di institusi pendidikan, lantas membangun hidup bersama keluarga tercinta.


    (Dik I'at) : saat liburan di Kediri
     
    Meski sudah menetap di Surabaya, pulang ke kota asal, ke kota kelahiran Kediri, selalu ada perasaan yang tak dapat diurai dengan kata.
    Ada perasaan bahagia, perasaan gembira yang membuncah, ada rasa rindu
    dan rasa haru yang mengisi relung-relung nadiku. 

    Rindu dengan udara pagi yang segar, bersih dan sejuk.. 
    rindu bau tanahnya, rindu semilir angin, rindu suasana rumah
    rindu suasana desa yang tenang, asri dan damai
    rindu bertemu kerabat, mendengar sapaan yang ramah
    dan yang paling terindah.. 
    rindu senyum Ibunda, rindu masakan sedap Ibunda..

    Selalu terkenang masa kecil, saat masih berkumpul dengan (alm.) bapak, ibunda, mas, mba dan adik-adik. Terkenang dengan teman bermain dan teman-teman masa sekolah. Ada banyak catatan, beragam peristiwa, ribuan cerita dan kisah yang terukir indah. Kenangan yang terbawa hingga kini, mewarnai hari-hariku serta mengisi perjalanan hidupku.


    Monumen Kediri Syu

    monumen yang dibangun untuk mengenang jasa-jasa dan pengorbanan para pejuang Pembela Tanah Air (PETA) pada jaman pendudukan Jepang


    Saat melahirkan putra-putri kami .., ananda Hanif dan Laili ....., kupilih Kediri sebagai tanah kelahirannya.

    Biarlah ketenangan dan kearifan bumi Kediri menjadi saksi tangisan pertamanya.

    Mas Fadjar yang asli arek Suroboyo, saat mudik ke rumah Ibunda Kediri, ikut merasakan dan terhanyut dengan detak kehidupan kota Kediri. 

    Ritme kehidupan yang berjalan tenang, tanpa tergesa-gesa, bagai alunan musik yang berirama syahdu..

    Sejenak terlupakan hiruk-pikuknya Surabaya, panasnya, debunya, macetnya dan
    geliat kesibukan Surabaya yang terus dan.. terus bergerak.

    Saat pulang ke Kediri, pulang ke rumah Ibunda, ada banyak kegiatan yang kami lakukan bersama keluarga. Kegiatan untuk melepas penat dan menikmati suasana kota Kediri. Mengunjungi tempat-tempat wisata dan mengecap nikmatnya kuliner kota Kediri.

    Berikut catatan saat pulang ke kota tercinta Kediri :


    AIR TERJUN IRONGGOLO


    Perjalanan menuju ke wisata Air Terjun Ironggolo

    Pada Minggu pagi yang cerah, kami jalan-jalan ke air terjun Ironggolo. Air terjun Ironggolo terletak di kawasan wisata Besuki, desa Jugo, Kec. Mojo, Kab. Kediri. Dari pusat kota Kediri dapat ditempuh dalam jangka waktu -/+ 45 menit perjalanan.

    Dari pusat kota, menyeberang jembatan yang membelah sungai Brantas menuju ke bag. Barat kota Kediri. Jalur yang kami ambil melalui Puhsarang, Kec. Semen menuju Besuki. Jalur dari arah Kec. Semen (dari terminal Kediri terus ke arah Barat) telah diperlebar dan mulus dengan aspal hotmix. Sudah terpasang petunjuk dan rambu-rambu yang jelas menuju ke air terjun Ironggolo.


    Pemandangan bukit-bukit yang menghijau

    Perjalanan menuju ke air terjun terasa lancar dan menyenangkan. Jalanan berkelok-kelok sedikit menanjak dengan pemandangan bebukitan yang menghijau. Bebukitan yang sambung-menyambung sepanjang perjalanan. Pemandangan yang indah, mempesona dan menyejukkan mata.


    Ajak aku menikmati segarnya air terjun

    Sampai dilokasi wisata, Mas Fadjar segera memarkir kendaraan di tempat yang teduh. Udara disini terasa sejuk, segar dan bebas polusi. Kami beristirahat sejenak di salah satu warung yang berjejer di pelataran parkir. Cukup banyak menu makanan yang ditawarkan dengan harga yang terjangkau.


    Gazebo tua di lokasi wisata Air Terjun Ironggolo

    Setelah badan kembali bugar, kami bersantai di gazebo, duduk meluruskan kaki, merasakan sejuknya semilir angin pegunungan. Menikmati hijau dan asrinya hutan di area wisata air terjun.

    Kawasan wisata air terjun Ironggolo sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang yang memadai. Ada taman bermain yang cukup luas, mushola, tempat parkir, MCK, camping ground, area buat jogging dan hiking.

    Jalan setapak menuju ke lokasi air terjun tampak bagus dan terawat, dilengkapi dengan bangku-bangku taman.
    Kami bisa bersantai, duduk melepas lelah sambil melihat rindangnya pinus dan mendengarkan suara-suara alam.  

    Desau gesekan daun yang tertiup angin..
    derikan kumbang pinus yang melengking bersahut-sahutan.. 
    dan sesekali terdengar bunyi kicau burung di kejauhan.  

    Suara alam yang indah, membelai telinga...

    Kami harus menuruni jalan setapak sekitar 10 menit, untuk melihat keindahan air terjun. Melewati jalan setapak yang membelah hijaunya hutan. Kami berjalan beriringan melintasi deretan pinus yang menjulang tinggi.  

    Air terjun Ironggolo tersembunyi di balik rerimbunan hutan yang menghijau. Jatuhnya aliran air terjun sangat indah. Bertrap-trap, bagai aliran air melewati tangga yang berundak-undak.

    Ananda Hanif terlihat sangat gembira, tak dihiraukan dinginnya air dan pakaiannya yang basah kuyub.  
    "Bu'.., ayooo sini, Bu'.., temani Hanif main air..," ajaknya dengan riang.
    Aku menyambut ajakan Hanif dengan antusias. Segarnya air terjun dan riangnya tawa ananda Hanif, bagai obat mujarab, menghapus semua keletihan, pelipur segala lelah dan penat.


    SOTO BOK IJO (soto ayam khas Kediri)

    Setelah puas bermain dan bercengkerama dengan segarnya air terjun, kami kembali turun ke kota Kediri. Menelusuri lagi jalan berkelok-kelok, menikmati lagi pemandangan bebukitan yang indah.

    Karena perut mulai keroncongan, kami membelokkan kendaraan ke dalam kompleks Terminal bus Kediri. Pingin menikmati sedapnya soto ayam Bok Ijo.


    Soto ayam 'Pak No' Bok Ijo

    Soto Bok Ijo terletak di dalam area Terminal Tamanan Kediri. Begitu memasuki pelataran terminal, langsung disambut dengan spanduk bertuliskan :  

    Selamat Datang di Sentra "Soto Ayam Bok Ijo" 
    Terminal Tamanan Kediri

    Di area ini terdapat puluhan penjual soto yang berderet-deret. Favorit kami adalah soto ayam Pak No yang terletak di deretan paling kanan, dekat dengan pintu masuk.

    Soto Bok Ijo merupakan soto ayam khas Kediri. Disajikan dalam mangkuk kecil dengan porsi yang mini. Satu porsi terdiri dari nasi putih, potongan ayam kampung yang diiris kecil-kecil, diatasnya diberi taoge, irisan kol dan daun seledri, kemudian diguyur dengan kuah soto yang masih mengepul panas. Tak lupa diberi kecap dan jeruk nipis. Terasa segar, nikmat dan sedap...!!

    (Catatan : bila tak suka pedas, sebaiknya langsung bilang saat penjual meracik soto. Khas-nya soto Kediri, lombok rawit langsung digerus di mangkuk sajian).


    Ayam bakar Bok Ijo
    Tetesan kecap manis, bumbu oles, bercampur dengan lemak daging ayam.. menebarkan aroma harum dan gurih.. Hhmmm..


    Sebagai pelengkap, kami minta tambahan lauk sayap dan uritan (telur ayam muda) yang dibakar. Dibakar diatas arang sambil diolesi kecap manis. Waahh.., aroma ayam bakar yang gurih segera menyergap indera penciuman kami. Hhmmm.., langsung terasa lapar.,. tak sabar pingin segera menyantapnya.

    Seporsi soto ayam harganya sangat murah, hanya Rp. 3000 saja. Untuk lauk pelengkapnya : dada Rp. 13.000, paha Rp. 9.000, sayap 1 porsi Rp. 10.000, kulit 1 porsi Rp. 10.000, uritan Rp. 7000, ati ampela Rp. 3.000, usus goreng Rp. 1.000 dan krupuk Rp. 500.
    Soto ayam khas Kediri memang enak, nikmat dan murah...!!! 

    Setelah badan kembali bugar dengan hangatnya soto ayam Pak No, kami memutuskan untuk pulang dulu ke Mojoroto, ke rumah Ibunda. Malam nanti kami berencana melanjutkan wisata kuliner di pusat kota Kediri, di Jl. Dhoho.


    Nasi goreng khas Kediri dan filosofinya

    Sekitar jam 9 malam, saat jalanan mulai lengang dan pertokoan mulai tutup, Jl. Dhoho segera berganti wajah. Di emperan toko sepanjang Jl. Dhoho dipenuhi penjual nasi pecel tumpang, nasi goreng dan mie goreng khas Kediri. Mereka menggelar tikar di atas trotoar jalan, berjualan secara lesehan. Suasana yang tercipta begitu santai, akrab dan merakyat.

    Kami memilih lesehan nasi pecel tumpang yang berdampingan dengan penjual nasi goreng. Dik Irwan dan dik Erly segera memesan nasi goreng. Penjual nasi goreng menggunakan arang dan anglo untuk memasak. Nasi dimasak dengan bumbu-bumbu, diberi sebutir telur dan irisan ayam kampung. Hmmm.. aroma masakan tercium sangat harum dan sedap. Tapiii.., kami harus bersabar dan menahan diri untuk dapat menikmati kelezatan nasi goreng khas Kediri.

    Penjual nasi goreng menerapkan filosofi "alon-alon asal kelakon". Sekali masak hanya untuk satu porsi. Misal untuk sekali masak diperlukan waktu 10 menit, maka yang antri diurutan ke-6, harus siap-siap kelaparan atau tidur-tiduran dulu di atas tikar. (Dik Irwan tertidur beneran... zzzzz... )
    Segi positifnya, kami bisa pesan nasi goreng sesuai selera. Pingin rasa pedas atau sedang, pingin ada tambahan sayur atau tambahan jerohan ayam.

    "Iki jenenge nasi goreng.., sabar sareh mesthi bakal pikoleh..", kata mas Fadjar tenang dengan ekspresi yang bijaksana. Aku tersenyum manyun. Adik-adik hanya manggut-manggut takzim. Entah mengerti dengan filosofinya mas Fadjar, entah bingung, entah mengantuk atau karena kelaparan.


    Nasi goreng khas Kediri... "Monggooo.. dinikmati...!!"

    Aku mengartikan filosofi diatas dengan terjemahan bebas : yang sabar menunggu dapat nasi goreng, yang tidak sabar silakan pesan makanan lain...!!
    Maka dengan langkah tegap dan semangat, aku mendatangi ibu penjual nasi pecel tumpang di sebelah untuk pesan satu porsi.

    Dengan cekatan ibu penjual meladeni permintaanku. Nasi pecel tumpang dengan lauk sate telur puyuh. Tidak sampai 3 menit, aku sudah bisa menikmati nasi pecel tumpang yang hangat dan sedap.

    Nasi disajikan di atas pincuk daun pisang, diberi sayuran rebus daun pepaya, kecambah, bunga turi dan kacang panjang, lalu disiram dengan bumbu pecel dan sambal tumpang. Diatasnya diberi lalapan kecambah pendek, lamtoro, mentimun dan daun kemangi. Rempeyek yang renyah menjadi pelengkap sajian nasi pecel tumpang khas Kediri. Disini juga tersedia aneka macam lauk yang menggugah selera seperti ayam goreng, sate jerohan ayam, tahu tempe goreng, sate telur puyuh, sate usus, telur asin dan telur mata sapi.  
    Wow.. woww.. sedapnya..!! hidup nasi pecel tumpang...!!!

    Saat waktu bergulir hampir tengah malam, kami beranjak meninggalkan tempat lesehan. Kehidupan malam di Jl. Dhoho terus berlanjut, tak pernah lepas dari sepi sampai adzan subuh terdengar. Kami melewatkan malam hari dengan putar-putar keliling kota Kediri yang lengang, sampai mata terasa berat, baru kami pulang ke Mojoroto, ke rumah Ibunda.


    Kediri.., kotaku yang indah dan tenang.. sampai kapanpun.. akan selalu lekat di hati dan di jiwa..


    (Ernik S.)
    Photo by : dik Hari & dik I'at