Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Wednesday 16 January 2008

AIR TERJUN NGLEYANGAN
















 





Catatan yang tertinggal : Liburan Idul Fitri 2006

Liburan Idul Fitri masih panjang. Idul Fitri adalah momen yang istimewa dan menyenangkan. Kami bisa mudik dan berkumpul lagi dengan para sedulur di rumah Ibunda di Mojoroto Kediri.

Karena liburan masih panjang.., yuuukkk.. jalan-jalan lagi..!!
Kata sepakat, kami (aku, mas Fadjar dan adik-adik : Hari, Anton & Irwan) memilih wisata alam air terjun Ngleyangan.

Tapi.. gimana dengan ananda Hanif...??? Rasanya ga' mungkin lah.. ngajak si kecil ke wisata yang medannya masih alami. Kata sepakat lagi, Hanif dititipkan dulu ke Mbah Putri tersayang. Siiippp..

Sekarang tinggal packing dan persiapan. Penting sekali : bawa minuman, camilan dan perbekalan makanan yang lengkap.  

(Ket. : Di Ngleyangan jarang ada warung yang buka. Trusss.., alasan yang paling utama : semua peserta jagoan makan & masih dalam masa pertumbuhan.. hahahaa..).

Rute menuju ke Air Terjun Ngleyangan : 
 
Air terjun Ngleyangan terletak di lereng timur gunung Wilis, wilayah Kab. Kediri, tepatnya di Dusun Goliman, Desa Parang, Kec. Banyakan
Perjalanan menuju lokasi bisa ditempuh menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Sampai di pertigaan jalan sebelum Pasar Banyakan, berbelok ke kiri. Ikuti saja jalan pedesaan sampai menemukan Dusun Goliman. 
Kendaraan pribadi bisa dititipkan di rumah penduduk.
 

















Mulai menyusuri jalan setapak, menyusuri bebukitan yang gersang

Sekitar jam 09.30 WIB kami mulai start menyusuri jalan setapak. Rute perjalanan dimulai dari warung kecil di pojokan jalan.

Untuk menuju lokasi air terjun, kami harus jalan kaki sejauh -/+ 4 km. Jalan santai saja, menikmati pemandangan bebukitan yang gersang, ladang penduduk dan gagahnya pohon pinus yang makin jarang ditemui.

Penunjuk jalannya adalah pipa air. Ikuti saja pipa air sampai menemukan sebuah sungai dengan batu-batu besar.

Sudah ke-3 kali ini, kami menyusuri jalan yang sama menuju lokasi air terjun. Tiga kali pula, kami menemui pemandangan alam yang berbeda-beda.


Masa ke-1 :

Sebelum Reformasi membahana (sekitar tahun 1996). Pemandangan menuju air terjun masih begitu alami. Bebukitan masih menghijau, pepohonan masih teduh dan rimbun. Deretan pinus dan cemara masih berdiri kokoh dan menjulang tinggi.

Saat berjalan menyusuri hutan, kadang terdengar kicauan dan kepak sayap burung liar. Derikan kumbang kayu yang melengking, terdengar bagai jeritan yang bersahut-sahutan. Sungguh merdu.. suara-suara indah yang menyemarakkan kesunyian hutan.

Semilir angin dan sejuknya udara pegunungan begitu menyegarkan. Suara desau angin yang lewat di celah-celah pepohonan, makin menambah aura mistis hutan yang masih terlindungi.
 
..Indah, sejuk, asri dan penuh misteri..

Itu kesan pertama yang indah.. masih melekat erat.. terpatri dalam ingatan.. sampai saat ini. Sekaraaang...??? Hanya tinggal kenangan...



Masa ke-2 :

Sekitar tahun 2000. Reformasi yang membabi-buta telah merubah alam Ngleyangan.

 Hutan Ngleyangan telah porak-poranda, hancur lebur, 
gersang meranggas.. 

Rasanya masih begitu jelas terdengar raungan mesin penebang pohon yang menderu-deru. Sebagian besar pohon-pohon hutan yang telah berdiri kokoh puluhan tahun, tumbang, tak berdaya. Berserakan.. membuat bumi menjerit.. membuat bumi menangis.

Mereka telah salah mengartikan reformasi. Menurut mereka : "Reformasi adalah apa yang dulu tidak boleh dilakukan.., maka sekarang boleh dilakukan..!!". Pengertian yang salah kaprah. Jadi kalo dulu tidak boleh menebang pohon secara liar dan merupakan perbuatan yang melanggar hukum, maka sekarang bebas untuk melakukan apa saja. Ironis sekali...!!!


Masa ke-3 :

Tahun 2006, saat kami rindu dengan alam Ngleyangan. Apa yang terjadi..???!!! Miris rasanya..

Hutanku hilang, hutanku gundul, hutanku gersang, 
pinusku tumbang..!!  

Hutan belantara yang menghijau sudah berubah jadi perladangan penduduk. Tanaman jagung, ketela pohon dan pisang jadi pengganti rimbunnya cemara dan pinus.






















Hutanku hilang, hutanku gundul, hutanku gersang.. pinusku tumbang..

Jadinya, hampir tiga perempat perjalanan menuju ke lokasi air terjun, terasa panas menyengat. Sinar mentari langsung menyergap badan kami tanpa ampun. Perjalanan menembus hutan belantara hanya tinggal kenangan. Tampak kesepian sekali beberapa pohon pinus yang disisakan oleh penebang liar. Di batang pohonnya ada coretan tinta hitam : jangan tebang daku, demi anak cucu. Menyedihkan sekali.


















Kembali ke cerita perjalanan. Sekitar satu setengah jam perjalanan, sampailah kami di sungai yang penuh dengan batu-batu besar, yang memotong jalan setapak. Alhamdulillah...

Kami segera berlarian mencari batu besar favorit. Masing-masing personel sudah memiliki batu besar favorit buat tempat istirahat. Ademnya, nyamannya, segarnya.. begitu kaki-kaki yang terasa pegel ini direndam dalam air sungai yang jernih dan mengalir tenang.

Dari sini, kami akan menyusuri bukit di atas sungai. Kira-kira satu jam lagi, kami akan sampai di lokasi Air Terjun Ngleyangan.

Mendekati lokasi air terjun, masih dapat ditemui hutan belantara yang cukup rimbun dan lembab. Adem rasanya.. nyaman rasanya.., setelah 'terbakar' panas dan kelelahan berjalan di bawah teriknya sang mentari.

Di tengah sunyinya hutan belantara, sayup-sayup terdengar suara gemuruh air terjun. Kami berpacu mempercepat langkah. Akhirnya.. setelah melalui perjalanan yang cukup panjang.. dari balik rerimbunan pohon, tampaklah...
 

Air terjun Ngleyangan.. Indah dan mempesona..


Air terjun Ngleyangan memang menakjubkan. 
Tingginya -/+ 123 meter. 
Sebuah air terjun yang berlatar belakang batuan cadas yang garang. 
Tinggi dan menjulang perkasa. Sebuah kolam dibawahnya setia menampung tumpahan air yang mengalir deras dari atas. Suara air terjun terdengar garang bergemuruh. Hembusan air terjun yang terbawa angin begitu dingin menyegarkan. Pemandangan yang begitu menawan. 

Sangat indah.. Subhanallah...


Menikmati mantapnya kopi.., bbq ria.. bakar-bakar sate.. 
berlatar belakang pesona Air Terjun Ngleyangan..

Segera saja kami membongkar peralatan dan perbekalan. Pertama, menyeduh kopi buat menghangatkan badan.
.
Kopi akan terasa lebih nikmat bila diminum pada saat-saat yang istimewa..

Disini, dikelilingi alam yang asri.., di bawah pesona air terjun, diiringi suara gemuruh air yang menjejak bumi, minum kopi rasanya jadi nikmaaattt sekali.

Momen ini yang selalu bikin kangen.., ingin kembali ke Ngleyangan..

Merasakan sensasi menghirup aroma kopi dan mereguknya diantara hembusan air terjun yang menyegarkan.. Sungguh nikmaatt..!!
 
Kegiatan kedua : bakar-bakar sate buat mengisi perut yang keroncongan. Nikkmaattt yang kedua kali. Setelah perut kenyang dan badan terasa segar bugar.., adik-adik segera meluncur ke kolam air terjun.  

Bermain air, mandi dan berendam sepuasnya.., tapiii.. bbbbrrrrr... airnya dingin banget..!!

Aku lebih memilih untuk berdiam diri di atas sebongkah batu hitam sebesar gajah.  
..menikmati pemandangan yang indah..
Suasana di sekitar air terjun begitu asri, indah dan tenang. Semilir udara pegunungan berhembus sejuk menyegarkan. Alam menjadi terasa damai, membuat pori-pori jiwa seakan dialiri kekuatan yang menentramkan, membuang segala rasa gundah dan membuat semangat kembali berkobar.  

(mengepalkan tangan ke udara sambil meneriakkan kata.. M e r d e k a...!!! Halaahhhh...hahaha..)



Hari ini, pengunjung wisata air terjun Ngleyangan hanya kami berlima 

Sangat memprihatinkan dan membuat terharu biru. Wisata alam sehebat dan seindah ini.., begitu sepi dan minim pengunjungnya..


Semoga untuk hari-hari yang akan datang, wisata Air Terjun Ngleyangan akan menjadi hijau kembali, akan semakin bersinar, semakin banyak dikenal dan dikunjungi oleh wisatawan. Aamiin..

Tahun 2008.. akankah kami mengunjungi Ngleyangan lagi.. ??? InsyaAllah..


(Ernik S.)
Photo by : peserta wisata secara bergantian : Fadjar, Ernik, Hari, Anton & Irwan 

9 comments:

  1. ..
    karena belum ada update terbaru, aku komen dimari aja deh.. ^^
    ..
    pengen banget dolan ke air terjun seribu wajah ini, tapi gak ada temen yg mau diajak wisata adventure gini.. huff..
    kira-kira untuk orang yg pertama kesana susah gak ya nyari jalannya..
    takut nyasar, biasanya kan minim penunjuk jalan..
    ..

    ReplyDelete
  2. Nahh.. itulah kendalanya, Ta..
    Menuju ke lokasi Air Terjun Ngleyangan sangat minim penunjuk arah.. jadi anggap saja bonus.. wisata adventure plus wisata alam mencari jejak.. hahaha..
    Kalo niat kesana.. harus sering2 bertanya pada penduduk desa yg dijumpai..
    Tapi.., dijamin.. ga bakalan menyesal, Ta.. setelah melalui perjalanan yg melelahkan & menguras energi.. akan dibuat takjub dg keindahan Air Terjun Ngleyangan..

    ReplyDelete
  3. ingat dulu sekitar tahun 1995-1996 pernah serombongan temen-temen pramuka jelan ke Ngleyangan.. pemandangannya tak terlupakan, pohon besar-besarnya yg menawan, ranting dan daun pohon yg ada hampir menutup jalan setapak sehingga seolah-olah membentuk terowongan.. sangat mempesona
    sampe sekarangpun kalo ingat jadi pingin main lagi ke situ
    tapi kalo baca beritanya sekarang yg dah gersang dan panas.. kok ironis sekali

    ReplyDelete
  4. wuuuh mantep,
    jadi pengen ke sana
    smoga liburan besok aku jadi pergi ke sana,..

    waaah udah ngak sabar,..

    ReplyDelete
  5. bulan lalu saya baru ke sana sekarang alhamdllah vegetasinya uda mulai membaik...
    kapan2 cobain kesana lagi bang!

    ReplyDelete
  6. jd teringat dlu wktu ikut jelajah pramuka...hemmm....prmandangan nya indah bnget...walaupun jarak tempuh lmayan jauh,tp begitu menyenangkan....
    Hemmm..kira2 generasi spidela yg skrng dh pernah ksana ap blom ya....

    ReplyDelete
  7. ngleyangan..satu memori yg tak terlupakan..indah, juga mengerikan..suatu sa'at nanti, entah itu kapan, aku akan kembali..

    ReplyDelete
  8. Air terjun ngleyangan..
    Terakhir kesana tahun 1996
    Hampir 24 tahun silam
    Semoga suatu saat aku bisa kesana lagi

    ReplyDelete